Pages

Ads 468x60px

Minggu, 01 Juni 2014

Dunia lamaku

Kangen dengan suasana alam di pegunungan, makae tadi pagi buru-buru "nyangklong" senapan, berburu di alam terbuka, alam kebebasanku. Tempat di mana aku bisa melupakan "beban" sekalian menghirup udara segar menikmati alam ciptaan Sang ILLAHI.
Terseok-seok melewati hamparan sawah, juga  menyibak hijaunya perkebunan teh. di iringi kicauan ketilang dan burung lainnya. sesekali menyibak keringat yg sedikit nakal basahi keningku.
Tak seperti biasanya yang dengan gagahnya menaklukkan tanjakan-tanjakan terjal, kali ini harus banyak rehat dibeberapa tempat, maklum napas gak sekuat dulu, juga kaki tak setegar dulu lagi. Ada senyum kecil di sudut bibirku ketika sadari diri ini tak sekuat dulu, tak segagah dulu.Sehingga padang perburuan yang biasanya dilibas dg jumawa, tapi kali ini sebaliknya, aku takluk pada ketegaran alam.
Di sepanjang jalan banyak tegur sapa dari beberapa teman petani. Ada yg lagi nyemprot tanaman padi, ada yg sedang menyabit rumput, ada yg mulai panen padi dan ada yg lagi mencangkul sekaligus membuat bedengan untuk ditanami cabe. Sementara ibu-ibu mengisi plastik kecil dengan tanah yg sudah dicampur pupuk sbg media tanam biji cabe.
Aku sambangi kelompok yg lagi sibuk persiapan tanam cabe karena selain ada gubuknya, dipinggirannya banyak tumbuh pohon jambu.  begitu sampai gubuk, senapan kugantung di tiang gubug, dan jaket serta kaos aku lepas karena basah dengan keringat , tinggal celana trining yg tersisa membalut tubuhku. Tak perlu minta ijin, langsung ku panjat pohon jambu dan memilih yg sudah matang. sedap sekali menikmati jambu di atas pohonnya. bukan satu atau dua, tapi ada 6 jambu yg masuk ke perutku.
Niatnya mau berlama2 bergelantungan kaya tarzan di pohon jambu sambil nikmati pemandangan alam sekitar sekalian menghirup udara segar. Tapi ada teriakan dari teman yg memintaku turun.
Usut punya usut, ternyata temanku tahu kalo aku suka makan, makae aku disuruh masuk gubug tuk membuka bungkusan dari daun pisang. isinya tape singkong yg sangat menggugah selera, makae tanpa sungkan ku lahap beberapa potong tape singkong tersebut. ternyata mereka juga dah menyiapkan minumannya juga.
Bukan hanya itu, mereka juga membuka bungkusan lain yg ternyata berisi nasi jagung dg lauk seadanya, tempe dan pindang. Ups,,,,,,sedikit demi sedikit, nasi jagung mulai mengalir mengisi perutku.
Selesai makan, maka kuambil tikar dan kuhamparkan di bawah pohon. masih dengan bertelanjang dada, kurebahkan tubuh gendut ini dengan pelan, Ups,,,,,nikmat banget.
Namun sayang keasyikanku terganggu dg getar telpon dari HP jadulku. Dan ternyata...............sebuah permintaan untuk sebuah penjemputan.
Tapi mohon maaf saja, malam ini aku tak bisa ikut bergabung.

0 komentar:

Posting Komentar