Pages

Ads 468x60px

Minggu, 08 Juni 2014

Telaga Warna


Sunyi sepi ,di batu ini, ditepian telaga warna, semburat jingga hiasi cakrawala, diambang senja. Dinginnya suasana, tak surutkan tekadku, tuk menyendiri dalam heningnya alam. Bukan imajinasi, tapi ini kiah nyata, tapi dulu beberapa waktu lalu, yang aku sendiri tlah lupa kapan tepatnya.
Maaf, di sini di telaga ini, diri sedang merenenung, atau tepatnya melamun, mengenang kisah lalu yang memang telah berlalu, bukan untuk disesali, bukan untuk diratapi, tapi hanya sekedar melepas kerinduan, tentang kisah lalu.
Berawal dari perjalanan dengan gerobak ferozaku dulu, bersama seseorang yg memang sangat special untukku. Hanya sekedar jalan, berdua tentunya, dalam canda tawa, dalam senda gurau, dari Kajen hingga sampailah di tempat ini. Mungkin, iya mungkin di sinilah rasa indah itu terukir, di sini, di hati ini.
Hingga waktu berlalu, bukan jam atau hari, bukan juga minggu atau bulan, tapi tahunan jalan bersama, nikmati kebersamaan dalam suka duka, jalan bersama walau kadang tersandung kerikil tajam. Coba bertahan dan bertahan dg harapan akan ending yg manis, semanis harapanku dulu, tuk merajut jalinan kasih hingga sampai pada sesuatu yg benar-benar sesuatu.
Tapi apa hendak dikata, biduk yg kukayuh diterjang badai, semula hanya badai - badai  biasa yang bisa diatasi. Namun terhadangan badai yg bertubi, ternyata merapuhkan bidukku, sehingga bidukku oleng tak terkendali. Terakhir adalah badai yg sangat menyakitkan, sehingga diriku lepas kendali, terhampar, terhempas.
Saat tersadar, barulah terasa, ternyata diri ini terdampar sendiri, ada luka yang menyayat hati. Tapi coba bertahan, agar tidak tenggelam kedalam lembah lautan.
Di sini di telaga ini, coba mengenang, mengenang kisah lalu yang manis, semanis harapanku dulu.
Kayaknya baru kemari, lewati jalanan berliku, dari dieng sampai bandar batang, hingga sampai ke kajen kembali. Kayak baru kemarin, sampai di sragi ada sms yg masuk, ''hingga mahgrib maz belum pulang''. Ups, kayak baru kemarin..........

0 komentar:

Posting Komentar