Pages

Ads 468x60px

Rabu, 12 Maret 2014

SAYA MAAFKAN.DENGAN IKHLAS

Kemaren sore tu dalam rehat minton, saya ngobrol sama beberapa rekan sambil nunggu giliran main. Yang namanya obrolan tukang cukur ya banyak sekali tema yg jadi bahan obrolan. Dari sekedar obrolan ringan yang sifatnya kelakar, guyonan, gasak-gasakan, tantang-tantangan, sampai masalah pilkada dan yang lainnya.
Tapi ada yang cukup mengena di hati ketika seorang teman yg kebetulan sudah berpredikat haji berbagi kisah tentang perlunya arti "sabar". Ketika bertutur masalah tersebut, sang Haji sengaja menghindar dari teman yg lain, dan saya cukup tanggap kemungkinan yang akan dibicarakan tentang sesuatu yang sifatnya serius. Dan benar, awal pembicaraan adalah beberapa waktu lalu dia membaca sebuah kitab, saya tidak tahu persis apa nama kitab tersebut, tapi yang jelas kitab itu punya anaknya yang cukup lama nyantri di sebuah pondok pesantren. Dia bilang berdasarkan kitab yang dibacanya, kita itu harus bersabar apabila sedang menerima cobaan atau apalah namanya, karena pada endingnya, orang sabar akan mendapatkan kebaikan.
Jujur walaupun sekedar obrolan biasa, tapi intinya cukup mengena di hati. Sehingga saya cukup merasa diingatkan untuk lebih bisa bersabar.
Karena beberapa waktu lalu saya sempat mengumbar emosi tanpa mengindahkan yang namanya "unggah-ungguh". Jujur ada pemikiran baik yang sempat terlintas di otak bahwa orang tersebut tidak bermaksud berbohong atau ingkar janji. saya.  Saya yakin mereka tidak bermaksud membohongi saya,Tapi karena keterbatasan yang ada, maka mereka tidak bisa menepati janji. Padahal sebenarnya saya juga tahu kesulitan yang sedang mereka alami. Ups, ada perasaan berdosa pada mereka karena apa yang mereka lakukan hanyalah karena memang pada saat yang ditentukan, mereka belum bisa menepati janjinya.Walaupun mereka sudah mereka meminta maaf, tapi aku ogah-ogahan cara menerima permintaan maaf mereka. Tapi sekarang saya tulus menerima permintaan maaf mereka.
Beda lagi permasalahannya jika kebohongan yang dilakukannya adalaha "kebohongan yang disengaja" dan selalu terulang dan terulang. Kalo kasus semacam ini dah  gak perlu lagi ada ampun, percuma larut dalam permainan petak umpet yang gak akan ada habis-habisnya.
Nach, coretan ini hanya tuk dua temanku yang kemarin saya damprat secara sadis. Oke teman, secara ikhlas saya terima permintaan maaf kalian berdua. Sbg konsekuensinya, postingan di blog yg berjudul "EMOSI TINGKAT TINGGI", dah aku hapus.
Smoga Allah mengampuni semua dosa-dosa saya. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar