Pages

Ads 468x60px

Minggu, 02 September 2012

MEMANCING TAK BERARTI HARUS DAPAT IKAN, DAN BERBURU TAK BERARTI HARUS DAPAT BURUNG

  pagi yang cerah di minggu wage, tepatnya tanggal 2 september 2012. maksud hati mau bersantai dirumah sambil memberi makan ikan kesayangan di kolam depan. tapi begitu wadah makanan ikan kosong mlompong maka langkah awal adalah menstarter motor terus meluncur ke pasar cari makanan ikan. sampai di pasar kucari toko penjual makanan hewan, kupilih makanan dimaksud dan ku bayar.
  di depan toko makanan hewan aku bertemu dengan mas nartiyo, dan sekedar basa basi aku tanya. "kok masih santai mas, apa gak ada acara? mas nartiyo jawab ," hari ini mang aku gak ada acara khusus, gimana kalo kita kain ke tempat topo, dan kita ajak dia buru atau mancing. dengan santai aku jawab," kamu saja mas yg jemput topo, aku nunggu di sini".
  akhirnya mas nartiyo ngeloyo kr rumah topo sementara aku nunggu di pasar sambil memperhatikan kesibukan orang jual beli di pasar. ku tunggu dan kutunggun namun yang bersangkutan belum juga menampakkan batang hidungnya. daripada boring mending aku tinggal dulu cari kaset di kios mbak Ine. ku bolak balik beberapa kaset, dan terpilihlah sebuah kaset yg judulnya menarik perhatianku, "kegagalan cinta "karya bang haji. tanpa perlu dicoba langsung ku bayar saja sesuai dengan harganya dan langsung aku bawa pulang.
  baru sampai halaman rumah, HP di saku celanaku bergetar pertanda ada panggilan masuk. tanpa ku baca dari siapa langsung saja aku sapa, halllloooooooo. jawaban dari seberang enteng tanpa beban, gimana, kita jadi bueu apa mancing? wach, tu jelas suara topo.
  gak perlu aku jawab, HP aku matiin trus ku sambar senapan dan pancing lalu meluncur menemui mereka.
tanpa rembugan mau kemana, mereka berdua aku bonceng ke toko alat alat pancing tuk beli keperluan mancing. terutama makanan dan tempat ikan.
hanya lima menit di toko pancing, bertiga kami naiki Vario tuaku dam meluncur ke Kalibening.
sepanjang jalan hanya canda dan tawa yang keluar dari mulut kami bertiga, hingga tidak tersasa kali bening dan ada dihadapan kami. kami pilih sungai yang menurut perkiraan banyak ikannya. maka pilihan jatuh ke sungai di dukuh jambu kelurahan sidakangen.
  sebelum acara mancing dimulai ada acara wajib bagi kami sebelum bertempur di medan juang yaitu mengisi tenaga dalam. Warung kecil disudut desa kami masuki, dan tak lama tiga gels kopi dan makanan ringan tersaji dengan manis. gaak perlu ba bi bu, makanan dan minuman amblas ke perut yg memang sudah mulai keroncongan.
  kenyang dengan makan sederhana itu, kami meluncur ke sungai dekat desa. motor diparkir di pinggir jalan, dan bertiga kami jalan kaki menuju sungai. ubo rampe keperluan mancing di letakkan dekat pohon yg rindang tuk bernaung dari panas matahari.
  satu demi satu ikan tergantung di pancingan, dan pada gilirannya di masukkan ke kepis. ada ikan wader, ikan benter, ikan endong. besar kecil kami masukkan ke kepis.
  saking asiknya gak terasa hari sudah siang, ku lihat waktu di HP menunjukkan angka 12.35 menit. kusambar sarung dan kucari tempat yg nyaman untuk sholat. ku lepas satu persatu pakaian yg melekat di badan, dan....BYUUURRRRRRR...........
  aku terjun bebas kedalam air bening, bermanja ria di dinginnya air sambil berenang ke sana kemari.
selesai mandi dan wudlu aku sholat di rerumputan dengan bersajadah jaket. mencoba khusuk dan berbaur dengan kenyamanan alam, nikmat, nikmat sekali. ada rasa nyaman yang tercipta ketika sholat di alam terbuka, berdoa ke pada sang pencipta alam dan seisinya.
  selesai sholat aku kembali pada kesibukanku memasang umpan di mata pancing dengan harapan dapat ikan. namun dalam memancing aku kalah jauh dibanding kedua temanku. aku baru dapat duabelas ekor, sementara kulirik di plastiknya topo dah banyak ikan yg tergelepar.
  penasaran dengan perolehan mas nartiyo, aku susul dia. dan ikan yang didapatya jauh lebih banyak.
karena merasa kalah maka iseng iseng aku tembaki lokasi memancing mereka. sret, sret, sret.....beberapa peluru keluar dengan sukse dari moncong senapanku, tapi temanku malah ketawa ngakak melihat keusilanku. belum puas dengan itu, aku ambil batu besar dan kulempar disekitar pemancingan mereka lalu aku tinggal kabur.
  merasa kalah dalam memancing timbul niatan tuk nembak burung. maka peralatan mancing ku masukkan tas, dan aku alih profesi jadi pemburu burung. tengok kanan kiri, atas bawah, eh......satu dua burung mulai kembali ke sarangnya. ku pompa senapan, kuarahkan pada sasaran dan dengan santai pelatuk kutarik, sret.....peluru menuju deras ke sasaran, akibatnya jelas, seekor burung terkapar di tanah.
  ter, ter, ter,,,,,,,,,,HP di saku kembali bergetar, tapi bukan sms atau phone. tapi alarm yg memang aku setel ke angka lima. upsssss.... ternyata hari sudah sore. ku teriak panggil kedua temanku, dan segera kubonceng
mereka.
  upsssss....rasanya baru sebentar, tapi ternyata kami dahj beberapa jam menghuni sungai desa jambu.
ingin berlama lama di sana , tapi apa daya waktu mengharuskan kami tuk segera berkemas dan kembali ke rumah. gak apalah, walau gak dapat ikan banyak, walau gak dapat burung banyak, tapi aku merasa bahagia, dah menemukan kembali duniaku yang hilang. selamat tinggal kalibening, aku pulaaaaaaaaannnnnnggggggggggg........................................

0 komentar:

Posting Komentar